Deru angin dingin memujukku untuk bangkit dari mimpi. Mata dibuka tanpa keresahan kerana ku tahu pagi ini adalah pagi yang bermakna buat diriku. Lantas jendela dibuka, mengharap aku dapat dimandikan dengan cahaya mentari raya yang sangat mengasyikkan. Tapi sayang seribu kali sayang, harapan ku tinggal kenangan, awan jahat menutupi mataku dari melihat mentari raya. Aku sedih, pilu, keseorangan, tiada teman untuk menyambut pagi raya. Aku hanya mampu melihat pepohon tinggi dengan dedaun kekuningan, menunggu masa untuk luruh. Hatiku meratapi kesedihan, mengimbau kembali zaman silam, tika dapat beraya bersama keluarga, tangan keluarga disalam memohon maaf atas kesilapan , menadah tangan meminta duit raya dan mengayam ketupat tatkala bercerita kisah duka lara. Oh, alangkah indahnya tika itu! Namun itu dulu, dulu yang tak dapat dikembalikan. Aku melihat teman bilikku masih dibuai mimpi indah, lantas solat subuh ditunaikan. Pagi itu sangat pilu. Aku menadah tangan memohon rahmat dari-NYA, agar dapat mengampuni dosaku dan keluargaku, menjaga kesejahteraan diriku dan keluargaku dunia akhirat, dan semoga di hari raya ini, hatiku tidak goyang dengan pujukan syaitan mengarahkan lima pancainderaku membuat maksiat. Hanya ituku pinta, hanya itu. Semoga Allah Merahmati diriku serta keluaraga tercinta. ~AMIN~
No comments:
Post a Comment